Cilegon, preessroom.co.id - Aktivis Lingkungan dari NGO Rumah Hijau Supriyadi memberikan himbauan terhadap perusahaan dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap dampak lingkungan dan kesehatan dengan adanya aktivitas Flaring startup yang sedang dilakukan oleh perusahaan pabrik Petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia yang berada di Jl. Raya Merak Km. 116, Desa Rawa Arum, Pulomerak, Gerem, Cilegon, Kota Cilegon.
Potensi kebisingan dan cahaya: Api besar saat flaring bisa menghasilkan kebisingan dan polusi cahaya, mengganggu ekosistem malam hari dan masyarakat sekitar.
Dampak Kesehatan
Gangguan Pernapasan: Paparan langsung terhadap gas buang (seperti SO₂, NOx, dan partikulat) dapat menyebabkan asma, bronkitis, dan penyakit paru-paru lainnya.
Iritasi Mata dan Kulit: Gas dan partikel yang terbawa angin bisa menimbulkan iritasi.
Paparan Benzena dan VOC: Beberapa senyawa berbahaya dari flaring bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) bila terpapar dalam jangka panjang.
Dampak Ekonomi
Inefisiensi Energi: Gas yang dibakar sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk energi atau produk lain; flaring adalah bentuk pemborosan.
Biaya Kepatuhan Regulasi: Jika tidak dilakukan sesuai aturan, perusahaan dapat dikenai denda atau sanksi dari pemerintah.
Penurunan Citra Perusahaan: Flaring berlebihan atau mencemari lingkungan dapat menurunkan reputasi perusahaan di mata publik dan investor.
Dampak Sosial
Keluhan Masyarakat Sekitar: Bau menyengat, suara bising, dan polusi cahaya dari flaring sering dikeluhkan warga sekitar.
Potensi Konflik Sosial: Ketika masyarakat merasa dirugikan atau tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, bisa muncul ketegangan dengan perusahaan.
Catatan Penting:
Flaring sebenarnya diperbolehkan dalam kondisi darurat atau saat startup/shutdown untuk alasan keselamatan, tapi:
Menurut Supriyadi dengan memulai aktivitas pembakaran gas starup bisa memiliki dampak terhadap negatif,baik dari sisi lingkungan, kesehatan, ekonomi maupun sosial.
"Proses pembakaran gas saat memulai kembali (startup) pabrik atau unit produksi bisa memiliki beberapa dampak negatif, baik dari sisi lingkungan, kesehatan, ekonomi, maupun sosial, ujar Supriadi ketika di hubungi wartawan preessroom.co.id pada Kamis, 22 mei 2025.
Ia juga mengungkapkan dengan pencemaran udara yang di sebabkan flaring senyawa organik volatil (VOV) dan gas buang seperti CO₂, CO, NOx, SO₂,
"Pencemaran Udara Flaring menghasilkan gas buang seperti CO₂, CO, NOx, SO₂, dan senyawa organik volatil (VOC) yang dapat mencemari udara," jelasnya.
Supriyadi menambahkan dengan pembakaran bisa menyebabkan emisi gas kaca dan hujan asam sehingga bisa menghasilkan CO dan NOx.
"Emisi Gas Rumah Kaca CO₂ dan metana (jika tidak terbakar sempurna) berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim hujan Asam SO₂ dan NOx dapat bereaksi dengan uap air di atmosfer, menghasilkan hujan asam yang merusak vegetasi, tanah, dan perairan," tandasnya. (Mdrs)