Jakarta - Dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2025 yang diperingati pada 29 Januari 2025 digelar acara bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” di House of Tugu, Kota Tua Jakarta.
Kehadiran
pagelaran ini sebagai wujud apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia
yang terjalin harmonis dan mempromosikan kawasan Kota Tua, Jakarta, sebagai
salah satu destinasi unggulan yang kaya akan warisan budaya berkelas dunia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, saat menghadiri kegiatan ini, pada Senin (17/2/2025) mengatakan pagelaran bertajuk “Wisdom in the Old Town: A Lunar Celebration” menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk merevitalisasi Kota Tua sebagai lokasi bersejarah serta pusat seni dan budaya yang dinamis.
Salah
satu bangunan bersejarah di Kota Tua yang masih terjaga hingga kini adalah
House of Tugu yang menjadi lokasi pagelaran “Wisdom in the Old Town: A Lunar
Celebration”.
Bangunan
ini dulunya merupakan milik saudagar Tioghoa, Oei Tiong Ham, yang di dalamnya
terdapat benda-benda peninggalan sejarah yang memperlihatkan keberagaman budaya
Jakarta yang saat itu bernama Batavia.
Bangunan
ini juga pernah menjadi gudang gula dan kantor organisasi Tionghoa. Kini House
of Tugu telah menjadi daya tarik wisatawan tersendiri dan berkontribusi
mendorong minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah Kota Tua, Jakarta.
Sejarah
ini merupakan bukti bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman
budaya, termasuk pengaruh budaya Tionghoa yang telah menjadi bagian integral
dari sejarah dan masyarakat sejak masa Hindia Belanda.
“Melestarikan
warisan budaya Tionghoa bukan hanya soal menjaga nilai sejarahnya, tetapi juga
mengakui peran pentingnya dalam membentuk identitas budaya Indonesia dan sektor
pariwisata kita,” kata Menpar Widiyanti.
Berkat
kolaborasi Kemenpar bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perhelatan yang
memadukan tradisi Tahun Baru Imlek dengan elemen modern dari dunia fesyen
berlatarkan Kota Tua menampilkan peragaan busana koleksi desainer Adrian Gan,
Sebastian Gunawan, dan pameran perhiasan dan aksesori karya Rinaldy Yunardi,
yang terinspirasi oleh budaya Tionghoa dan keindahan warisan Nusantara.
“Dengan
menjadikan acara ini sebagai platform kolaborasi, kami percaya bahwa kemitraan
strategis akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi industri
pariwisata, seni, dan budaya Indonesia,” kata Menpar Widiyanti.
Menpar
Widiyanti menyampaikan harapannya agar kolaborasi ini dapat menjadi pendorong
pengembangan Kota Tua sebagai salah satu destinasi wisata Kota Jakarta,
sehingga akan memberikan dampak positif pada sektor pariwisata dan perekonomian
secara keseluruhan.
“Sebagai
salah satu gerbang utama bagi wisatawan mancanegara, Jakarta memiliki peran
penting dalam memberikan kesan pertama tentang Indonesia. Oleh karena itu,
pengembangan Kota Tua akan memberikan manfaat besar bagi sektor pariwisata,
sekaligus bagi wisatawan yang ingin mengenal ibu kota Indonesia sebelum
melanjutkan perjalanan mereka ke daerah lain di Indonesia,” kata Menpar.
Pj.
Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan peragaan busana ini
menghadirkan pesona Jakarta yang tidak lekang oleh waktu. Perpaduan antara
tradisi peranakan dan modernitas dihadirkan melalui karya luar biasa dari para
desainer berbakat.
Warisan
Budaya Indonesia terutama tradisi peranakan telah berkembang selama
berabad-abad khususnya di kota Jakarta.
"Harapannya
acara ini dapat mendukung kemajuan industri fesyen di Indonesia serta
memperkuat posisi Jakarta sebagai di kota global yang inklusif, maju,
berkeadilan, berbudaya, dan berkelanjutan," kata Teguh.
Desainer
Sebastian Gunawan menyampaikan terima kasih kepada Menpar Widiyanti dan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas penyelenggaraan acara ini yang sangat
menyentuh. Sebastian sendiri mengaku pernah mempunyai memori karena bersekolah
di lingkungan Kota Tua yang kini telah begitu banyak mengalami perubahan.
"Jadi
di situlah yang membuat saya mengembangkan koleksi saya dengan tema Kaizen.
Kaizen itu kalau dari bahasa China yang berarti perubahan yang lebih positif.
Dan itu adalah yang diharapkan oleh Ibu Menteri ketika mengajak saya,"
kata Sebastian.
Koleksi
yang dipamerkan Sebastian Gunawan memiliki kesan simple namun modern. Karena
Kota Tua adalah tempat di mana perpaduan semua budaya hadir, dari mulai budaya
Betawi, Tionghoa, hingga Belanda.
"Melihat
ke sejarah di mana budaya itu selalu berubah dan fesyen juga selalu berubah
berdasarkan waktu, zaman, dan ekonomi setempat. Semoga teman-teman bisa
merasakan apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan acara ini dan mendukung
terus ke depan," ujar Sebastian.
Desainer
Adrian Gan yang dikenal dengan desain khasnya yang memadukan warisan budaya
Asia dengan estetika modern yang tegas dan inovatif bercerita mengenai
inspirasi koleksi ia rancang dalam "Wisdom in the Old Town: A Lunar
Celebration".
"Sebetulnya
saya juga bingung baru pulang dari luar enggak tahu mau mau bikin apa, terus
Ibu Widiyanti mengajak meeting di gedung ini (House of Tugu). Dari situ saya
terinspirasi oleh bentuk-bentuk kubah, ornamen-ornamen yang ada di sini, juga
barang-barang yang ada bisa dijadikan inspirasi untuk sebuah koleksi,"
kata Adrian Gan.
Sementara
Desainer Rinaldy Yunardi mengatakan, budaya Indonesia sangat kaya dan
pemerintah membukakan ruang berkarya dengan kehadiran acara yang berkesan ini.
"Jadi
apa yang saya pamerkan hari ini adalah karya-karya yang menonjolkan etnis
Tionghoa dan juga campur seperti kebaya encim, tusuk kode, kipas, dan segala
macam. Terima kasih bahwa kita di dukung dan diberi kesempatan melalui kegiatan
ini," kata Rinaldy.
Kota
Jakarta telah melalui perjalanan panjang dari masa ke masa. Perkembangan yang
terjadi tidak hanya meliputi perubahan nama hingga status wilayah, tetapi juga
perkembangan di seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk moda transportasi
yang semakin maju dan terintegrasi. Sehingga akses menuju daya tarik wisata
semakin mudah.
Saat
ini tengah berjalan proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan
Bundaran HI hingga Stasiun Kota. Hal ini menjadikan prospek pengembangan
kawasan Kota Tua kian meningkat. Proyek ini pun terbagi menjadi dua segmen
yaitu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan Harmoni-Kota
yang ditargetkan selesai pada 2029.
Tahun
2027 sekaligus menjadi momen perayaan 500 tahun usia Kota Jakarta. Memasuki
abad ke-5 usia kota ini, Jakarta memperlihatkan perkembangan yang begitu pesat,
dan masih menjadi pusat perekonomian sekaligus daya tarik pariwisata Indonesia,
utamanya bagi masyarakat urban.
Kawasan
Kota Tua sendiri memiliki deretan bangunan warisan arsitektur kolonial Eropa
yang megah, berpadu dengan budaya lokal, menjadikan Kota Tua sebagai salah satu
kawasan paling bersejarah dan prestisius di Jakarta. Di antaranya adalah Museum
Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Jembatan Kota Intan,
Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, dan sebagainya.
Tentunya
destinasi dengan keberagaman tradisi, budaya, serta sejarah seperti Kota Tua
dapat memperkaya pengalaman wisatawan ketika berwisata di Jakarta, Indonesia.
Acara
ini di dukung penuh oleh Artha Graha Group, Huawei Indonesia, Grab Indonesia,
Pemprov DKI Jakarta, PT. Persify Indonesia, Artotel, Danone Indonesia,
Traveloka Indonesia, Marriot Bonvoy, The House of Tugu, Rumah Atsiri Indonesia,
dan Bank DKI.
Hadir
mendampingi Menpar, Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar,
Hariyanto; Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar,
Ni Made Ayu Marthini; dan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara
Kegiatan (events) Kemenpar, Vinsensius Jemadu.
Turut hadir sejumlah Wakil Menteri dan Utusan Khusus Presiden Kabinet Merah Putih Gubernur Terpilih Jakarta, Pramono Anung, sejumlah Duta Besar Perempuan beserta pendamping, Anggota DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, perwakilan Pemprov DKI Jakarta, Pendiri Didiet Hediprasetyo Foundation Didiet Hediprasetyo, serta perwakilan asosiasi dan pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif.