-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jumat Barokah, Keutamaan Sedekah Hari Jumat

Kamis, Mei 28, 2020 | Mei 28, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-28T06:04:31Z



Bersedekah, selain sebagai anjuran, juga sebuah bentuk kepedulian manusia sebagai makhluk sosial. Konon, berinfak dan bersedekah pada hari Jumat, pahalanya sama bersedekah di bulan ramadhan? 

Usianya yang sudah lanjut, sekitar 84 tahun, Ny Sukenah mengarungi hidup sebatang kara. Demi menopang hidup sehari-hari, nenek yang tinggal di Kampung Nambo Desa Kaserangan, Kec Ciruas, Kab Serang, berharap dari bantuan sedekah tetangganya, serta orang-orang yang bersimpati kepadanya.

Ketika tim Jumat Barokah Polda Banten, Jumat (8/5), mengunjunginya dan memberikan bantuan sembako, Ny Sukenah tak kuasa menahan tetesan air mata yang membasahi pipinya. Ia hanya berujar, “Syukur Alhamdulillah. Terima kasih bapak-bapak polisi dan semuanya. Semoga semuanya panjang umur dan dimurahkan rejekinya.”

Begitu pula yang dialami Mahdum Ibrahim (69), warga Kampung Kebanyakan Kelurahan Sukawana, Kec Serang, Kota Serang. Di usia senjanya, ia mengalami penglihatan mata yang kabur, sehingga tak dapat bekerja untuk menghidupi keluarganya, dengan 6 anak yang semuamya juga tak bekerja. Sementara isterinya, Hudaefa (54), bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu.

Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, Mahdum dan keluarga yang tinggal di rumah tak layak huni ini, harus menunggu belas kasihan tetangganya dan bantuan para dermawan yang kebetulan berempati kepadanya. “Alhamdulillah. Terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah memberikan bantuan untuk kami. Kami doakan semuanya panjang umur, sehat selalu, dimurahkan rezekinya dan berkah buat semuanya,” kata Mahdum dan isterinya, saat tim Jumat Barokah memberikan bantuan, Jumat (13/5).

Peristiwa yang dialami Sukenah dan Mahdum sekeluarga, adalah potret masyarakat yang hidup dengan keterbatasan ekonomi sehinggga harus hidup di bawah garis kemiskinan. Dan apa yang diberikan kepada mereka, harus dimaknai sebagai bagian dari kehidupan dan bentuk kepedulian terhadap kaum fakir miskin dan para dhua’fa lainnya. “Apa yang kita berikan bukan karena kita berlebih. Tapi karena peduli dan ingin berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi, setiap kali melaksanakan program Jumat Barokah. 

Perihal kaum fakir miskin dan para dhua’fa ini, pernah dikisahkan dalam peradaban Islam. Ketika itu, di tengah terik matahari yang menyengat, sekelompok suku Mudhar datang ke Madinah untuk menemui  Nabi Muhammad SAW. Mereka datang tidak beralas kaki dan berpakain lusuh, guna menceritakan tentang kemiskinan dan serba kekurangan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Melihat kedatangan mereka, wajah Rasulullah SAW tiba-tiba memerah sebagai tanda marah. Beliau lalu masuk dalam rumah dan keluar lagi, kemudian menyuruh Bilal untuk mengumandangkan azan. Para jamaah pun datang ke masjid untuk shalat berjamaah. 

Seusai shalat berjamaah, Beliau menyampaikan alasan kemarahan, karena kedatangan orang miskin Mudhar tadi. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, "Bersedekahlah kalian, baik dengan dinar, dirham, pakaian, gandum, maupun kurma meskipun hanya satu biji."  Tak lama kemudian, seorang Anshar membawa bungkusan yang hampir tidak muat di genggamannya. Disusul kemudian orang-orang di belakangnya membawa banyak makanan dan pakaian hingga terkumpul sangat banyak dan bertumpuk. Melihat hal itu, wajah Nabi SAW yang sebelumnya merah karena marah pun berubah menjadi berbinar-binar senang dan bahagia (HR. Muslim).

Kegembiraan Nabi Muhammad SAW ini menurut kitab Indama Ghadibar Rasul karya Muhammad Ali Usman Mujahid, dilatarbelakangi bersegeranya kaum muslim memenuhi seruan Allah dan menaati perintah Nabi dengan menafkahkan sebagian harta mereka untuk membantu kebutuhan sesama. 

Dalam kesempatan lain, Nabi SAW mempertegas sabdanya, bahwa : “Tidaklah dikatakan beriman orang yang tidur dalam kondisi kenyang, sementara tetangganya kelaparan (HR. Ath-Thabrani). Artinya, kemiskinan adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun seluruh komponen masyarakat. 





Keutamaan Sedekah Hari Jumat
Bersedekah dapat menghapus dosa-dosa kita. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya : “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api”. (HR. At-Tirmidzi). Artinya, bersedekah adalah cara mudah yang telah Allah SWT sediakan untuk mengikis perbuatan dosa manusia.
Bersedekah kepada kaum fakir miskin dan orang-orang yang lemah secara ekonomi, memang dapat dilakukan kapanpun. Namun sedekah pada hari Jumat, diyakini menjadi salah satu ibadah sunah yang dianjurkan. Sebab pada hari itu pahala sedekah akan dilipatgandakan. 

Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Imam al-Syafi'i dalam kitab al-Umm memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak selawat dan bersedekah. "Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya shalawat itu tersampaikan dan aku dengar'. Nabi bersabda, 'Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan," tulis Imam al-Syafi'i dalam al-Umm, juz 1, hal. 239.

Salamah dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda, “Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam as. Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu.” (HR. Muslim).

Pada riwayat lain disebutkan : “Dan tidak ada matahari yang terbit dan terbenam pada suatu hari yang lebih utama dibanding hari Jumat. Bersedekah pada hari Jumat lebih besar pahalanya daripada semua hari lainnya”. (Imam Abdurrazaq dalam kitab Al-Mushannaf).

Karena itulah, Nabi Muhammad SAW amat mengagungkan, mengistimewakan dan juga memuliakan hari Jumat jika dibandingkan dengan hari yang lain. Beliau juga turut memperbanyak ibadah pada hari itu. 

Keutamaan melakukan sedekah di hari Jumat jika dibandingkan dengan hari lainnya adalah karena bersedekah di hari itu sama halnya seperti sedekah di bulan Ramadhan. Sebagaimana diungkapkan Ibnu Qayyim : “Sedekah di hari Jumat dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya.” *(M Yudi Sulistiono)
×
Berita Terbaru Update