-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Para Nelayan Mengeluh, Dampak Flaring PT LCI Hasil Tangkapan Menurun

Kamis, Mei 29, 2025 | Mei 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-29T11:51:50Z
Para Nelayan Mengeluh, Dampak Flaring PT LCI Hasil Tangkapan Menurun


Cilegon, preessroom.co.id – Perpanjangan aktivitas flaring yang dilakukan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) mulai menuai keluhan dari kalangan nelayan di Kota Cilegon. Aktivitas tersebut dinilai berdampak signifikan terhadap hasil tangkapan laut, khususnya cumi dan udang.


Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Supriyadi, menyatakan bahwa aktivitas flaring mempengaruhi hasil tangkapan para nelayan, terutama yang beroperasi di sekitar Tanjung Peni dan Tanjung Leneng.


“Dampaknya nyata terhadap penangkapan cumi dan udang. Cahaya dari flaring menyebar ke laut dan mengganggu aktivitas tangkap,” ujar Yadi saat dikonfirmasi, Kamis ,29 Mei 2025


Yadi menuturkan, penurunan hasil tangkapan ini terjadi di tengah musim cumi, yang seharusnya menjadi masa panen bagi para nelayan. Kondisi ini membuat pendapatan mereka menurun drastis.


“Sekarang ini musim cumi, tapi tangkapannya minim. Itu sangat berdampak secara ekonomi,” lanjutnya.


Ia menambahkan bahwa PT LCI seharusnya tidak hanya menginformasikan perpanjangan waktu flaring, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang terdampak, terutama nelayan.


“Harapan kami, LCI tidak hanya menyampaikan informasi soal perpanjangan flaring, tapi juga memberi perhatian terhadap dampaknya terhadap nelayan, baik dari segi hasil tangkap maupun ekonomi keluarga,” tegas Yadi.


Terkait kompensasi, Yadi menyebut bahwa sebelumnya pihak perusahaan sempat membagikan bantuan sembako kepada nelayan terdampak.


Namun, menurut Yadi, belum ada kejelasan terkait apakah akan ada bantuan tambahan menyusul perpanjangan masa flaring tersebut.


“Soal nilai bantuannya saya tidak tahu pasti. Tapi yang saya dengar, memang ada pembagian 300 paket sembako di dua lokasi. Namun, belum ada pembicaraan lanjutan setelah perpanjangan diumumkan,” katanya.


Ia menutup pernyataannya dengan menyampaikan keresahan para nelayan yang mempertanyakan sampai kapan aktivitas flaring ini akan berlangsung.


“Ketidakjelasan soal durasi perpanjangan ini yang membuat nelayan semakin khawatir. Harapannya, ada kejelasan dan juga bentuk tanggung jawab dari perusahaan,” tandas Yadi. (Mdrs) 

×
Berita Terbaru Update