Cilegon, preessroom.co.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara perwakilan wilayah Banten menggelar temu daerah dan dibarengi dengan pemilihan Ketua Koordinator Baru Masa Bakti 2025 – 2026.
Kegiatan temu daerah dan pemilihan ketua koordinator berlangsung dua hari dari hari Jumat 09 Mei sampai Sabtu 10 mei 2025 di Universitas Serang Raya (UNSERA), kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan BEM dari berbagai kampus se-Provinsi Banten yang tergabung dalam satu wadah Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS).
Kegiatan pertemuan ini mengangkat tema Berserikat Tanpa Sekat dan Berdaulat.
Kegiatan ini juga menghadirkan beberapa tokoh dari berbagai kalangan akademisi, demisioner koordinator (BEMNUS) wilayah Banten, serta tokoh daerah yang memberikan wawasan mengenai tantangan dan peluang kontribusi mahasiswa bagi kemajuan Provinsi Banten.
Qolby Yusuf Ketua terpilih Koordinator BEM Nusantara Wilayah Banten dalam sambutannya ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah dinamika sosial dan politik daerah.
“Melalui temu daerah ini, kita ingin memperkuat sinergi dan solidaritas mahasiswa agar lebih proaktif dalam mengawal kebijakan publik serta menyuarakan aspirasi masyarakat," ujarnya saat memberikan keterangan, Selasa, 13 Mei 2025.
Sementara itu Nafisha Zachra Presiden Mahasiswa Politeknik Krakatau di Kota Cilegon mengungkapkan kegiatan ini bukan hanya sekedar agenda tahunan tetapi untuk memperkuat sinergitas dan semangat kaloboratif antara Bem Se-Provinsi Banten
“Acara BEMNUS Banten ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi untuk memperkuat sinergitas dan semangat kolaboratif antar-BEM se-Provinsi Banten serta merekonstruksi visi dan misi pergerakan ke depannya," ucapnya Nafisha ketika di konfirmasi Selasa 13 Mei 2025.
Nafisha Zachra Presiden Mahasiswa Politeknik Krakatau di Kota Cilegon, berharap dibawah kepemimpinan koordinator baru masa bakti 2025–2026 terus hadir di garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.
"BEMNUS Banten dapat terus hadir sebagai garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat, melihat realitas kebutuhan akan kesejahteraan sebagai ujung dari sebuah perjuangan dan mitra kritis pemerintah untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.” tutupnya. (Mdrs)