Cilegon, preessroom.co.id - Di usia 26 tahun Kota Cilegon belum ada perubahan dan belum keliatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Kota Cilegon.
Aktivis Kota Cilegon menilai bahwa Kota Cilegon stagnan berjalan di tempat, seharusnya Kota Cilegon di usia yang 26 bukan lagi usia Anak anak, seharusnya sudah memberikan kemajuan baik pembangunan, kesehatan, pendidikan, pengganguran.
Syafaatul Amin Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa BEM (STAK) Cilegon mengatakan Kota Cilegon yang sudah berusia 26 tahun belum ada kemajuan signifikan dalam pembangunan.
"Kota Cilegon yang berusia 26 tahun seharusnya sudah memiliki kemajuan signifikan dalam pembangunan dan penyelesaian polemik yang terjadi. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak masalah yang belum terselesaikan, terutama dalam bidang pendidikan," ujarnya pada Senin, 28 April 2025.
Ia juga mengatakan bahwa banyak sekolah yang rusak dan pendidikan di bawah naungan kemenag belum mendapatkan perhatian oleh pemerintah.
"Banyak sekolah yang rusak dan pendidikan di bawah naungan Kemenag yang belum mendapatkan perhatian yang memadai. Selain itu, Kota Cilegon yang terkenal dengan kota industri akan tetapi polusi dan pengangguran yang selalu meningkat, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kota belum berhasil dalam mengelola potensi daerah," jelasnya.
Syafaatul Amin meminta kepada pemerintah Kota Cilegon untuk fokus pada peningkatan sumber daya manusia SDM untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi kompetisi di perusahaan.
"Oleh karena itu, kami meminta pemerintah Kota Cilegon untuk fokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) guna mempersiapkan masyarakat menghadapi kompetisi di perusahaan. Kami merasa bahwa program-program yang ada saat ini lebih bersifat ceremonial dan tidak berpihak pada masyarakat," tegasnya.
Ia juga meras kecewa terhadap pemerintah Kota Cilegon enggan berdiskusi dengan kalangan mahasiswa untuk mencari solusi dan peluang pembangunan daerah.
"Kami juga merasa kecewa karena pemerintah kota enggan berdiskusi dengan kalangan mahasiswa untuk mencari solusi dan peluang pembangunan daerah. Pertanyaan besar adalah apakah pemerintah Kota Cilegon saat ini enggan berdialog dengan masyarakat, terutama mahasiswa," ungkap Syafaatul Amin.
"Kami berharap pemerintah Kota Cilegon dapat memprioritaskan kepentingan masyarakat dan meningkatkan transparansi serta partisipasi dalam proses pembangunan daerah." tandasnya. (Mdrs)