Cilegon – Koperasi nyatanya masih relevan dan tetap bisa menghidupi para anggotanya dan berperan penting dalam perekonomian anggotanya yang masuk di dalamnya hingga saat ini, berkembangnya koperasi itu perlu adanya partisipasi aktif anggota dalam berteransaksi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon Maman Mauludin menekankan bahwa partisipasi aktif anggota dalam bertransaksi dengan koperasi merupakan faktor utama dalam pengembangan koperasi. Hal itu disampaikan Maman saat membuka acara Rapat Anggota Tahunan Koperasi Karya Praja Sejahtera pada Rabu, (19/02).
Lanjut Maman, anggota koperasi memiliki peran ganda, yaitu sebagai pemilik sekaligus pelanggan koperasi, yang dikenal dengan istilah dual identity. "Identitas khusus ini menjadikan koperasi berbeda dengan badan usaha lainnya. Oleh karena itu, partisipasi anggota dalam bertransaksi menjadi modal utama dalam memajukan koperasi," katanya.
Koperasi harus
mampu memberikan manfaat lebih besar bagi anggotanya. Untuk itu kata Maman,
koperasi harus memiliki cara berpikir maju dan mampu bersaing dengan perusahaan
non-koperasi. "Di era saat ini, koperasi dituntut untuk adaptif terhadap
perubahan, inovatif, serta kolaboratif dalam menjalankan kegiatan
usahanya," jelasnya.
Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan koperasi, salah satunya yaitu menjadikan Koperasi Karya Praja Sejahtera sebagai koperasi sejati yang berlandaskan jati diri koperasi. "Pengurus dan pengawas juga harus menjalankan tugasnya dengan jujur, amanah, dan profesional utamanya dalam melayani anggota," ungkapnya.
Tak hanya itu, Maman juga mengatakan bahwa kemajuan koperasi sangat bergantung pada tingkat partisipasi anggota dalam bertransaksi. "Koperasi akan maju apabila anggotanya aktif memanfaatkan layanan yang diberikan. Oleh karena itu, jadilah anggota yang berperan aktif untuk mendukung kemajuan koperasi," tuturnya.
Di waktu yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah (Dinkop-UKM) Kota Cilegon, Didin S Maulana dalam laporannya
menyampaikan, saat ini Koperasi Karya Praja Sejahtera (KPS) sudah memiliki
3.763 anggota dengan omzet rata-rata per bulan bisa mencapai Rp 3,5 miliar.
Lebih lanjut, Didin juga mengatakan bahwa
Koperasi Karya Praja Sejahtera (KPS) sudah termasuk dalam klasifikasi usaha
simpan pinjam III dengan modal sendiri sebesar Rp 29,9 miliar, yang
menempatkannya dalam kategori koperasi menengah.
"Alhamdulillah, Koperasi KPS juga saat
ini sudah di audit oleh kantor Akuntan Publik Ar Utomo, Jakarta, dengan hasil
opini wajar dalam semua hal material atau dengan sebutan lain Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)," tandasnya. (Lidya)