Cilegon, preessroom.co.id - Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia kerena dengan adanya pendidikan potensi manusia akan terasah dan berkembang, sehingga dapat menentukan masa depan masing- masing individu.
Pendidikan adalah daya dan upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter dan kekuatan batin) pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarkat.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N 12) dalam memajukan pendidikan masih kekurangan fasilitas tempat belajar, dengan kondisi seperti itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon akan menyelesaikan sebelum akhir tahun ini.
Dengan kekurangan meja dan kursi di SMP Negeri 12, salah satu sekolah baru meski resmi dibuka pada Januari 2023, sekolah ini masih berjuang dengan minimnya fasilitas penunjang, yang menjadi keluhan bagi siswa dan guru.
Kepala Dindikbud Kota Cilegon, Heni Anita Susila, menyatakan bahwa pengadaan mebeler seperti meja dan kursi sudah dianggarkan melalui APBD Perubahan 2024. Namun, realisasi pengadaan terkendala proses administrasi yang harus dipatuhi.
"Kebutuhan mebeler sudah kami anggarkan. Meja dan kursi belajar untuk dua rombongan belajar (Rombel) akan segera tersedia dalam waktu dekat,” ujar Heni pada Kamis, 12 Desember 2024.
Pembangunan kelas baru dan solusi jangka panjang selain menyelesaikan kekurangan saat ini, Heni juga memastikan dua ruang kelas baru yang sedang dibangun di SMPN 12 akan selesai akhir tahun ini. Fasilitas mebel untuk ruang tersebut sudah dianggarkan dan diproyeksikan siap digunakan pada awal 2025.
“Pembangunan ruang kelas baru hampir rampung, dan mebelnya akan tersedia awal tahun depan. Kami memastikan kebutuhan ini menjadi prioritas demi kenyamanan siswa,” tuturnya.
Dindikbud Kota Cilegon berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan di seluruh sekolah, tidak hanya di SMPN 12. Heni menegaskan bahwa pihaknya terus menjawab kebutuhan sekolah dengan mengutamakan skala prioritas.
“Kami selalu berusaha memenuhi kebutuhan sekolah-sekolah di Cilegon. Semua ini demi memastikan proses belajar mengajar berjalan optimal,” tegas Heni.
Meski berbagai upaya sedang dilakukan, keluhan mengenai lambatnya penyediaan fasilitas menjadi peringatan penting untuk perencanaan yang lebih matang di masa depan. Akankah janji ini benar-benar terealisasi tepat waktu? Masyarakat menanti pembuktiannya. (Mdrs)