Cilegon, preessroom.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG menyoroti pentingnya kesiapsiagaan Kota Cilegon dalam menghadapi risiko bencana alam, terutama terkait potensi gempa dan cuaca ekstrem.
Wilayah Cilegon dikenal sebagai kawasan industri yang strategis, namun juga memiliki kerentanan terhadap gempa bumi akibat aktivitas sesar Indo-Australia, Ujung Kulon, dan Semangko. BMKG mencatat, selama setahun terakhir terjadi lebih dari 1.000 gempa di wilayah Banten, dengan pusat gempa dominan di Selatan.
Wisata pantai saat Nataru diperbolehkan, tetapi masyarakat diminta mengikuti informasi terbaru dari BMKG. Gelombang laut yang diperkirakan mencapai 1-2 meter saat cuaca buruk juga perlu diwaspadai, terutama bagi wisatawan di perairan dan aktivitas penyeberangan Merak-Bakauheni.
Kepala BMKG Wilayah II, Hartanto, mengingatkan bahwa Cilegon, sebagai wilayah dengan posisi strategis nasional, memerlukan penguatan tata kelola pembangunan untuk mengurangi risiko kerugian.
“Potensi kegempaan tak bisa kita hindari, tetapi penguatan informasi dan sinergi antara BMKG, stakeholder, serta pelaku industri sangat penting. Dengan begitu, potensi kerugian bisa diminimalisir,” ujarnya pada Rabu, 11 Desember 2024.
Hartanto menambahkan bahwa tata ruang berbasis mitigasi bencana harus menjadi prioritas.
"Bukan berarti tidak boleh membangun, tapi wilayah dengan kerentanan tinggi harus disiapkan lebih baik untuk mengurangi risiko,” jelasnya.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di bangunan eksisting tetap perlu mendapat edukasi tentang kondisi tanah dan potensi risiko yang ada. Edukasi ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Curah hujan diprediksi meningkat akibat fenomena La Nina dan siklon tropis di wilayah Selatan Jawa.
“Puncak musim hujan di wilayah Banten diperkirakan terjadi pada Januari. Aktivitas boleh dilakukan, namun tetapi kewaspadaan harus ditingkatkan,” harapnya.
BMKG dan BPBD terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan himbauan kepada masyarakat. Patuhi larangan serta rekomendasi demi keselamatan bersama.
“Tahun baru boleh dirayakan, termasuk wisata ke pantai tapi, jangan abaikan informasi dari BMKG dan BPBD. Keselamatan harus tetap diutamakan,” tandasnya.