-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ritual Pembersihan Pusaka dan Manuskrip Rampung, Kepengurusan Dikukuhkan

Sabtu, Agustus 30, 2025 | Agustus 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-01T00:16:57Z
Ritual Pembersihan Pusaka dan Manuskrip Rampung, Kepengurusan Dikukuhkan


Cilegon, preessroom.co.id – Ritual pembersihan pusaka dan manuskrip kuno di lingkungan makam Ki Lurah Ro'uf Jayalaksana di Terate Udik selesai digelar, Sabtu 30 Agustus 2025.


Kegiatan yang dilakukan sejak Senin, 25 Agustus 2025 itu kembali menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya merawat warisan leluhur.


Ketua Pengurus Peninggalan Benda Kuno, Haerulloh, menegaskan bahwa perawatan ini dilakukan bukan untuk mencari kesohoran, melainkan demi menjaga, merawat, dan memastikan peninggalan berharga tersebut tetap terurus.


“Ini bukan untuk pamer atau mencari nama. Kami hanya ingin merawat agar pusaka dan manuskrip ini tidak punah. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan mendapat balasan dari Gusti Allah,” ujarnya.


Didampingi Kasepuhan Terate Udik, Haerulloh juga menyampaikan rasa terima kasih atas semangat dan dukungan dari Tim Dewan Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC). Menurutnya, dorongan tersebut memberi keyakinan bahwa langkah yang diambil merupakan hal terbaik untuk menjaga warisan leluhur.


“Awalnya banyak yang awam dan belum memahami. Tapi setelah diberi semangat oleh tim DKKC, kami yakin ini jalan terbaik. Yang penting jangan sampai berhenti di sini saja, mohon bimbingan dan arahan agar langkah ini terus berlanjut,” tambah Haerulloh.


Viralnya kegiatan ini di media sosial juga menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap upaya pelestarian benda pusaka dan manuskrip kuno. Haerulloh berharap, masyarakat bersama pemerintah dan pegiat budaya bisa semakin bersinergi agar warisan budaya Cilegon tidak hanya dikenang, tetapi benar-benar dijaga dan diwariskan ke generasi mendatang.


Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC) menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi setelah berkesempatan menyaksikan langsung ritual penjamasan pusaka dan pembersihan manuskrip kuno di Terate Udik. Menurutnya, pengalaman ini menjadi momen berharga yang sarat makna, terutama dalam upaya menggali serta merawat sejarah Cilegon.


“Puji syukur saya baru kali ini bisa menyaksikan langsung kegiatan seperti ini. Kita di sini sama-sama belajar dengan tujuan positif. Ini juga masih bagian dari program DKKC dalam menggali dan merawat sejarah yang ada di Cilegon,” ujar Ketua DKKC.


Ia menambahkan, kegiatan yang dilakukan tim DKKC bersama masyarakat ibarat “babad alas”, membuka jalan baru untuk menghidupkan kembali kesadaran merawat peninggalan budaya. Dari proses tersebut, ia mengaku mendapatkan banyak energi positif yang luar biasa.


Sebagai tindak lanjut, DKKC mengukuhkan Tim Pengurus Peninggalan Benda Pusaka, dengan harapan, agar perawatan pusaka dan manuskrip bisa berkelanjutan. Bukan sekadar seremonial, melainkan menjadi gerakan budaya yang konsisten.


"Tim ini diharapkan menjadi pelopor dalam menjaga, merawat, serta melestarikan peninggalan pusaka dan manuskrip bersejarah di wilayahnya," kata Ayatullah.


Pengukuhan ini sekaligus menjadi pintu awal bagi pembentukan tim serupa di berbagai wilayah lain di Kota Cilegon yang memiliki peninggalan bersejarah. Langkah ini diyakini akan memperkuat identitas budaya lokal dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.


Sementara itu, Kurator benda pusaka peninggalan sejarah Rudi sekaligus Tim Kebendaan DKKC menyampaikan, benda-benda pusaka, yang ada di Terate Udik terbilang unik dikarenakan benda-benda yang ada masih otentik dan belum terkontaminasi oleh benda-benda yang tidak jelas asal-usulnya 


"Masih tetap steril, kenapa bisa bertahan ratusan tahun, karena leluhur-leluhur terdahulu menjadikan pusaka sebagai pegangan atau simbol pemersatu yang dijaga dan dirawat dengan baik. Maka hari ini kita lakukan kembali perawatan dengan tujuan bisa bertahan lebih lama, sehingga menaikkan kesakralannya," jelasnya.


Selain itu, masih kata Rudi, benda-benda peninggalan atau pusaka yang ada di Terate Udik bukan benda sembarangan. Pihaknya meyakini jika benda-benda tersebut dulunya dipegang atau dimiliki oleh para tokoh yang mempunyai kaitan erat dengan Kesultanan atau Kerajaan dan memiliki peranan penting seperti pejabat atau Kyai.


"Bukan kelas receh dan memiliki nilai tinggi. Bukan barang-barang kelas biasa semoga tetap terawat, tetap terjaga, tanpa harus merusak," ujarnya.


Ia juga mengingatkan, bukan tidak mungkin kedepan hal itu bisa menimbulkan perdebatan atau perselisihan dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi orang-orang yang ditunjuk atau dipercaya untuk merawatnya.


"Biasanya kalau sudah begini ada istilahnya Godaan-godaan itu. Entah itu pusaka yang menjadi magnet dan akal jadi tantangan tersendiri," tutupnya. (Mdrs) 

×
Berita Terbaru Update