-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Topang Ekonomi Pilah Sampah, Sulap Jadi Pundi Rupiah

Kamis, Juli 25, 2024 | Juli 25, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-25T10:59:07Z

Cilegon - Meski terik matahari menyengat dan bau yang tak sedap ia lakukan hingga menjelang sore hari, kondisi seperti itu tidak menyurutkan semangat Fais Wahyudi berebut dalam mengais rezeki memunguti dan memilih sampah (Barang-barang) yang dianggap bernilai untuk menopang kehidupannya.

Laki-laki paruh baya ini, menjadi pemulung yang tidak bisa ia hindari setiap hari dengan mengais sampah demi pundi-pundi rupiah di tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) Pasar Kranggot tepatnya di Link Nyi Kambang RT.01/RW.06 Kelurahan Sukmajaya Kecamatan Jombang Kota Cilegon Provinsi Banten pada Kamis, (25/06/24).



Sekitar pukul 13.00 Wib padatnya pemulung yang mengais sampah mereka datang dari beberapa daerah yang ada di Kota Cilegon. 

Di Tengah-tengah kota industri yang tidak terhitung banyaknya perusaahan yang berdiri kokoh di Kota Cilegon namun sangat miris karena masih banyak kaum proletar (pekerja kasar) di Kota Cilegon. Salah satunya Fais Wahyudi yang tengah sibuk memilah sampah dengan berbekal sarung tangan dan karung tempat sampah yang telah dipilah.

Bau menyengat dan sengatan matahari sudah menjadi makanan sehari hari, ketika Fais Wahyudi dalam memilah Barang-barang yang dianggap masih memiliki nilai seperti kertas, botol minuman, kaleng, hingga barang bekas lainnya.

Fais Wahyudi saat memilah sampah tidak sendiri ia ditemani istri. Fais Wahyudi mencari rezeki di tempat pembuangan sampah ini sudah sangat lama sekitar 10 tahun ia lalui yang mulai dari tahun 2014.

Saat di wawancarai wartawan preessroom.co.id, Fais Wahyudi mengatakan sebelum ia terjun mengais sampah, berpropesi sebagai pedagang buah di pasar Kranggot dan karena kebutuhan semakin meningkat penjualan kurang akhirnya usaha jualan buah menjadi gulung tikar.

“Iya, saya mencari rezeki di tempat pembuangan sampah ini udah sepuluh tahun mulai dari 2014, saya sih sebelumnya kerja sebagai pedagang buah buahan, karena penjualan buah buahan kurang laku, sedangkan kebutuhan semakin meningkat akhirnya tempat usaha saya tutup karena tidak ada pemasukan lagi, kemudian saya terjun sebagai pemulung sampah,” kata Fais.

"Untuk pendapatan sehari tidak menentu tergantung banyaknya sampah, dalam satu hari saya mendapatkan uang seratus dua belas ribu kalo lagi banyak, tapi kalo lagi sedikit terkadang dapat delapan puluh ribu aja," jelasnya.

Saya dalam mencari barang bekas ini ditemani istri, untuk pendapata itu tergantung banyaknya pembuang berapapun hasilnya kita syukuri aja," tuturnya.

"Saya sendiri ketika awal mau mencari barang bekas harus di list dulu oleh pengurus sampah," ungkapnya.

"Dalam mencari barang-barang sampah ini sudah ada jadwalnya ada yang pagi dan dari malam sampai pagi," imbuhnya

“Saya sendiri mencari barang bekas ini mulai dari jam delapan pagi sampai jam tengah lima sore dan kita ini sudah di jadwal atau sudah shift shifan, ada yang pagi sampi sore, dan dari malam sampai pagi hari," tutup Fais. (Mds)

×
Berita Terbaru Update