Periode 2020, mendaftar jadi polisi, namun gagal. Kemudian mengikuti tes masuk di TNI Angkatan Udara juga gagal. Tak patah semangat, tahun berikutnya Rizki Melamanurung mengikuti lagi daftar polisi. Akhirnya berhasil hingga pendidikan di SPN Mandalawangi.
Sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) menjadi bintara Polri di SPN Mandawangi, Kec Mandalawangi, Kab Pandeglang, aktifitas sehari-hari Rizki Melamanurung adalah membantu ibunya, berdagang kue keliling.
Pengakuan pemuda yang hobi main bola ini, membantu ibunya berdagang dilakukan sudah puluhan tahun, dari sejak sekolah dasar (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA). “Kasihan, ibu banting tulang cari nafkah untuk keluarga. Jadi sebelum berangkat sekolah, sekitar pukul 03.00 wib dini hari saya membantu ibu memasak dan membungkus kue, hingga berdagang keliling di Pasar Ciung Margasari, Kab Tangerang,” kenang Rizky.
Rizki Melamanurung memang terlahir dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi. Ibunya berdagang kue keliling di pasar. Sementara ayahnya bekerja serabutan, dengan penghasilan yang tidak menentu. “Ayah saya memang pernah jadi sopir angkutan kota (angkot), tapi sekarang kerjanya serabutan,” ungkapnya.
Baginya, diterima sebagai polisi merupakan kebanggaan dan cita-citanya sejak masih masih duduk di bangku sekolah dasar. “Tentunya saya sangat senang sekali dan bangga bisa jadi polisi. Apalagi itu impian saya dari kecil,” tuturnya.
Menurut Rizky, pertama saya gagal mengikuti tes bintara Polri di Polda Banten. Lantas, mendaftar juga di TNI Angkatan Udara, tapi gagal juga. Namun ia mengaku, tak patah semangat. “Saya mempersiapkan diri dengan berlatih fisik, psikotes dan akademik, seperti lari, push up dan sebagainya, untuk mengikuti lagi bintara Polri di Polda Banten tahun 2021. Alhamdulillah, diterima,” ungkapnya.
Perihal rasa bangga dan senang juga diungkapkan Maimunah, ibu kandung Rizki Melamanurung. Dengan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan, ia tak menyangka, anaknya dapat menjadi polisi dan saat ini mengikuti diklat bintara Polri di SPN Mandalawangi.
Awalnya, kata Maimunah, dirinya ragu anak dapat jadi polisi dengan keadaan ekonominya saat ini. Apalagi saat mendaftar pertama, Rizky gagal diterima. Tapi, karena semangat dan kegigihan anaknya menggebu untuk menjadi polisi, ia pun dengan susah payah mendukungnya.
“Akhirnya diterima juga, saya sangat bersyukur, “ kata Maimunah kepada Tim Humas Polda Banten yang dipimpin AKBP Meriyadi, didampingi Bripda Lutfi Ardian dan Bripda Sayyadah Nafisah, saat berkunjung ke kediamannya, Desa Margasari, Kec Tigaraksa, Kab Tangerang pada Kamis (25/11).
Maimunah berharap, Rizky kelak dapat menjadi polisi yang baik, amanah dan membantu masyarakat, serta dapat mengabdi kepada negara.
“Itulah harapan saya, agar Rizky jadi polisi yang baik dan amanah, serta tanggung jawab terhadap negara,” tuturnya.