-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jumat Barokah, Oase di Tengah Padang Pasir

Senin, Mei 18, 2020 | Mei 18, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-05-18T13:23:48Z



Sejak diluncurkan, program Jumat Barokah dapat membantu sekelompok orang yang termarjinalkan. Di tengah pandemi virus corona, agenda ini menjadi dambaan mereka yang terkena dampak sosialnya.

Jumat, 28 Juni 2019, Martono, pemilik Yayasan Yatim Piatu Baiturahman di Kelurahan Sukadana, Kec Kasemen, Kota Serang, dikejutkan atas kedatangan rombongan polisi di pantinya. Sejenak, tersirat dalam benaknya hal-hal yang terkait dengan masalah hukum dan kriminalitas di lingkungan sekitarnya.

Salah seorang polisi menjelaskan maksud kedatangannya, adalah untuk  memberikan bantuan sembako anak-anak yatim piatu yang diasuh di pantinya. Mendengar ungkapan tersebut, Martono merasa lega. Sepintas, senyumnya mulai tersimpul di raut wajahnya. “Silahkan masuk pak,’ ungkap Martono mempersilahkan rombongan tersebut.




Pemandangan yang sama juga terjadi pada Jumat, 23 Agustus 2019, di Jalan Raya Serang Pandeglang, tepatnya di depan Giant, Lampu Merah Kebon Jahe hingga Cijawa, Kota Serang. Beberapa masyarakat, seperti tukang becak, juru parkir hingga pemulung, menerima sembako yang diberikan sekelompok anggota Polri. “Atas bantuan sembako ini, saya dan yang lainnya, sangat berterima kasih sekali,” ungkap Puang (50), salah seorang tukang becak mewakili rekan-rekannya.

Hal yang mengejutkan juga pernah dialami Tuti (45), seorang pemulung warga Kec Kasemen, Kota Serang. Ketika itu Jumat, 15 Nopember 2019, ia mendorong gerobak sampah yang berisi puteranya yang masih balita, melintasi Jalan Maulana Yusuf, Kelurahan Cimuncang, tiba-tiba sekelompok polisi menyapanya.








Tuti pun terperangah atas sapaan itu. Saat salah seorang polisi mengungkapkan maksudnya, senyum nya tersimpul dari mimik mukanya. Ia tak terpikir sama sekali akan menerima bantuan sembako pada hari itu. “Alhamdulillah ya Allah. Terimakasih ya, bapak dan ibu polisi. Rasa capek saya mendorong gerobak dengan membawa anak, terasa hilang melihat bapak dan ibu semuanya membantu kami,” tuturnya.

Pada episode lain, Jumat, 27 Maret 2020, puluhan tukang becak yang biasa mangkal di Bundaran Ciceri, Kota Serang, dikejutkan dengan beberapa mobil yang berhenti tak jauh dari mereka mangkal. Kemudian, turun rombongan orang dari mobil-mobil tersebut. Beberapa diantaranya berpakaian polisi dengan atribut Humas Polda Banten.

Saat didata untuk diberikan sembako, para tukang becak ini langsung berdiri dan bersemangat untuk menerima bantuan tersebut. "Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak-bapak polisi yang mengunjungi kami dan memberikan bantuan. Kami tidak dapat membalas semua kebaikan bapak-bapak, biar Allah SWT yang nanti membalasnya,” ucap Wari (40), salah seorang tukang becak. 

Peristiwa-peristiwa di atas adalah penggalan cerita dari program Jumat Barokah Polda Banten yang diluncurkan sejak Juni 2019 lalu. Agenda ini merupakan wadah sosial kemasyarakatan yang dijalankan setiap Jumat oleh Polda Banten, jajaran Polres dan Polsek Polda Banten, dengan cara mengunjungi masyarakat yang kurang mampu, fakir miskin, kaum duafah, anak-anak yatim piatu dan masyarakat lain kurang beruntung secara ekonomi. 

Kegiatan sosial yang bulan Juni 2020 mendatang yang telah berlangsung hampir dua tahun ini, boleh jadi apa yang dilakukan Jumat Barokah merupakan program unggulan Polri, khususnya Polda Banten dan jajaran, guna lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. 

Sejatinya, tugas dan fungsi (tupoksi) utama Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas), serta penegakkan hukum. Bukan dalam kapasitasnya untuk melaksanakan kegiatan yang bernuansa sosial kemasyarakat. 

Kalaupun ada agenda sosial yang dilakukan Polri, biasanya terbatas dalam melakukan fungsi corporate social resposibility (CSR),yaitu suatu konsep bahwa setiap organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Namun Jumat Barokah yang secara rutin diagendakan Polda Banten dan jajaran, selarasnya dengan motto Polri sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan Masyarakat. 

Di sisi lain, program Jumat Barokah, boleh jadi merupakan bentuk komunikasi dua arah yang efektif antara Polri, khususnya Polda Banten dan jajaran, dengan masyarakat, demi membangun dan meningkatkan citra positif Polri. Karena berkomunikasi langsung dengan memahami kondisi sosial ekonomi masyarakat, dapat membangun engagement, yang salah satu brand nya adalah Jumat Barokah.




Tentang engagement, menurut pakar komunikasi ternama Wilburn Schramm, merupakan sebuah bentuk komunikasi interaksional secara langsung antara individu dengan individu lain atau organisasi dengan individu dan kelompok, melalui pemahaman yang saling keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sehingga, komunikasi yang dilakukan Polri, khususnya Polda Banten dan jajaran, dapat menghasilkan suatu bentuk jalinan yang erat dengan masyarakat.

Terlebih di tengah wabah pandemi covid – 19 dan dampak yang ditimbulkannya, program Jumat Barokah akan menjadi idaman masyarakat di satu sisi, dan dapat melegitimasi eksistensi Polri, khususnya Polda Banten dan jajaran, dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dan keberadaan institusi Polri di tengah-tengah masyarakat, sebagaimana agenda besar yang dicanangkan pimpinan Polri. 

Penggagas Jumat Barokah
Suatu ketika pada program Jumat Barokah pada salah satu panti asuhan di Kota Serang, Kombes Pol Edy Sumardi memberikan motivasi kepada anak-anak yatiam piatu, dengan kalimat : “Jangan pernah menyerah tetap semangat menghadapi masa depan. Agar kelak dapat menjadi anak-anak sholeh dan sholehah yang santun, cerdas dan berakhlak baik. Sehingga berguna bagi agama, bangsa dan negara kedepannya.



Kata-kata yang diungkapkan Kabid Humas Polda Banten kepada anak-anak panti itu, adalah sebuah bentuk motivator. Karena yang diberikan seseorang dengan cara bertatap muka secara langsung dengan komunikannya. Ini yang membedakan antara motivator dengan inspirator.

Boleh jadi Kombes Pol Edy Sumardi juga seorang inspirator, karena idenya dengan menggagas program Jumat Barokah Polda Banten secara rutin dengan mengunjungi kalangan tertentu yang kurang beruntung secara ekonomi, dapat mengispirasi banyak orang untuk melakukan perbuatannya yang sama. Karena inspirator  mengandung arti, orang-orang yang perkataanya, tindakannya (gagasannya), maupun tulisannya dapat menginspirasi orang banyak untuk melakukan sesuatu.

Atas gagasan itu, mantan Wakapolresta Pekanbaru mengatakan, bahwa Jumat Barokah yang diluncurkan ini merupakan program Prioritas Kapolri berkenaaan dengan penguatan harkamtibmas, salah satunya tentang keberadaan polisi di tengah-tengah masyarakat. “Kami memberikan bantuan bukan karena lebih. Melainkan ada rasa kepedulian kepada masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi,” ujarnya.

Dalam catatan yang ada, karena kegigihanya dalam menekuni bidang yang dinaunginya, Kombes Pol Edy Sumardi pernah dinobatkan menjadi Kabid Humas Terbaik Tipe A, dalam klasifikasi Humas paling aktif dalam publikasi dan manajemen media. 

Yang pasti, di tengah pandemi covid – 19 saat ini, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun berbagai kalangan, tengah mengagendakan bantuan sosial terhadap masyarakat yang  terdampak pandemi tersebut. Hal ini menunjukkan, bahwa program Jumat Barokah Polda Banten dapat menjadi oase di tengah padang pasir. Walaupun tidak seluruh masyarakat terakomodir, minimal mampu memberikan “senyuman yang menyejukkan” beberapa kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi. *(M Yudi Sulistiono)

×
Berita Terbaru Update